KASAK-KUSUK UN
Pelaksanaan UN tahun 2004-2009 begitu menakutkan, pasalnya
selain pelajar harus mencapai nilai yang sesuai dengan standard kelulusan,
pelajarpun harus menerima nilai murni ujian nasional, Sehingga banyak siswa
yang ketakutan.
Sekarang hasil UN yang bukan satu-satunya menjadi pertimbangan
standar kelulusan membuat siswa lebih santai. Bahkan malam -malam UN begini ada
siswa masih sempat nonton Final Piala Bayangkara di stadion GBK.
Sistem penilaian gabungan antara nilai ujian akhir sekolah dan
ujian nasional yang menjadi standar kelulusan saat ini pun mempunyai kelemahan,
tak sedikit guru nakal yang tidak mengikuti intruksi cara penilaian ujian akhir
sekolah alias banyak oknum guru yang menyulap nilai siswanya dengan nilai yang
fantastis tanpa melalui remidy.
Diakui, pada UN beberapa tahun ini tidak menekan mental siswa
sehingga tidak ada siswa prustasi, stres bahkan bunuh diri. Bahkan Mendikbud
beberapa hari lalu memberi tips bagi siswa dalam menghadapi UN, seraya
mengatakan " belajar yang rajin, cukup tidur malam dan kosentrasi dalam
mengerjakan", siswa tidak ada lagi yang tertekan dan stres pada saat akan
menghadapi UN.
Pertanyaannya, telahkah sistem yang dibuat oleh pemerintah ini
meningkatkan prestasi anak, dan telahkah prestasi itu dapat di lihat secara
riil?, menurut pengamatan penulis, semangat revolusi mental yang diusung
penguasa petahana saat ini tidak berefek positif secara gamblang. Sehingga
dapat disimpulkan bahwah dalam kaitan UN Saat ini, pengaruh dari semangat
revolusi mental belum bisa meruba sikap siswa dan guru pengajar menuju
perubahan negatif ke positif.
Akankah kita tidak lagi temukan
kelakuan sebagian pelajar yang berlebihan dalam meraykan kelulusan dengan
cara-cara yang tidak selayaknya?, sebagaimana kita ketahui, adanya budaya perayaan
kelulusan bagi pelajar kita dengan cara melakukan perbuatan unmoral harus di
hapuskan karena sangat-sangat memalukan. Seharusnya pelajar sadar hasil akhir
ujian UN itu bukan hasil akhir dari proses belajarnya, hasil akhir proses
belajarnya adalah bagaimana mereka dapat berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
Keberhasilan pelajar adalah tidak membebani Negara, tapi mengharumkan Negara
ini.
Pendidikan yang hebat adalah pendidikan yang dapat mengubah
mainset pelajar yang tadinya biasa menjadi luar biasa, yang tadinya diam
menjadi bergerak dan berinovasi. Hal ini belum ada dan dirasa ada secara riil
di negeri ini. Pendidikan kita saat ini masih berkutat pada selembar atau tiga
lembar kertas yang disebut dengan ijaza dan nilai, dan hal itu sangat di sayangkan.
(AS)
Tambak, 04-04-2016
Komentar
Posting Komentar