Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

METODOLOGI DAN PENDEKATAN STUDY ISLAM ERA KLASIK DAN MODERN

Oleh : Agus Salim A.       Pendahuluan Disadari atau tidak peradaban manusia lahir bersamaan dengan lahirnya agama-agama atau keyakinan yang mereka anut. Sebagaimana lahirnya agama Islam di jazirah Arabia yang membawa peradaban baru di antara kaum bani Israil dan lahirnya agama lain di Negara lain mengubah peradaban lama sebelum lahirnya agama-agama tersebut. Tidak salah jika dikatakan bahwa setiap agama mempunyai fungsi mengubah peradaban baru kepada peradaban yang lebih baik. Lahirnya agama Islam pada saat itu mengubah kebiasaan-kebiasan buruk penduduk Makkah-Madinah dan pada gilirannya mengubah Negara-negara yang menjadi wilayah Islam selanjutnya. Islam mudah saat itu hanya butuh waktu kurang-lebih 37 tahun untuk mengislamisasikan beberapa wilayah di timur tengah dan pada gilirannya mengislamisasikan dunia hingga saat ini. Dalam perkembangan agama Islam mulai awal lahirnya hingga saat ini memiliki daya tarik para peneliti untuk menjadikan Islam sebagai obyek penelitiannya

RAKUS

Dijajahkan jajanan. Diambilnya uang. Dijajahkannya pedang. Diambilnya parang. Takluk pada perut. Perut yang sudah buncit, kau takut busung lapar. Takut pada tahta. Tahatah yang suda kau punya, kau jadikan senjata. Kau dengarkan lagi suara-suara. Suara setan. Suara tikus. Suara babi, bosan aku mendengarnya. Rakus. Rakus itu sifatmu. Perut sudah buncit, tapi kau mau makan yang bukan milikmu. Tahtahmu yang sudah tinggi, kau kurang apa. Tatapan mataku tak buat kau malu. Deruji besi kan menelanmu mentah-mentah Itu karena kau ingin tahta. Itulah balasannya. 20 sep 2016

TIGA KUBU UNTUK DKI 1

Beberapa hari menjelang berakhirnya pendaftaran cagub-cawagub DKI Jakarta priode 2017 hingga beberapa tahun nanti menyita banyak perhatian penikmat drama politik. Pasalnya sebelumnya para penikmat politik menduga akan ada dua kubu yang akan bergulat di ring pilgub DKI, kubu petahana dan kubu koalisi kekeluargaan yang muncul begitu saja sebelumnya.  Beberapa hari menjelang pendaftaran di tutup ternyata koalisi kekeluargaan pun pecah menjadi dua kubu, kubu pertama koalisi partai Gerindra-PKS dan koalisi Cikeas. Hal ini membuat banyak orang berspekukasi, mengapa partai-partai yang tidak sepaham dengan kubu petahana yang dulunya ingin bersatu melawab petahana kok malah pecah juga.  Dukungan PDI-P kepada kubu petahana yang dulu juga duduk bersama dengan partai koalisi keluarga untuk melawan petahana berbalik 180 drajat menjadi mendukung petahana dengan memasukan kader partainya untuk menjadi cawagub, hal ini membuat partai Hanura dan Nasdem yang lebih dulu mendukung petahana d